Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah rabb semesta alam. atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya, Kita masih dapat beraktivitas dan beribadah kepada-Nya dengan nikmat kesehatan yang diberikan-Nya kepada kita.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. serta para sahabat, keluarga, dan para pengikut beliau yang istiqomah memegang sunnah beliau hingga akhir zaman kelak.
Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah kisah seorang ulama yang bernama Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah. Simaklah kisah berikut :
Beliau dilahirkan di Samarqand dan dibesarkan di Abi Warda,
suatu tempat di daerah Khurasan.
Tidak ada riwayat yang jelas tentang kapan beliau
dilahirkan, hanya saja beliau pernah menyatakan usianya waktu itu telah
mencapai 80 tahun, dan tidak ada gambaran yang pasti tentang permulaan
kehidupan beliau.
Sebagian riwayat ada yang menyebutkan bahwa dulunya beliau
adalah seorang penyamun, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada beliau
dengan sebab mendengar sebuah ayat dari Kitabullah.
Disebutkan dalam Siyar A’lam An-Nubala dari jalan Al-Fadhl
bin Musa, beliau berkata: “Adalah Al-Fudhail bin ‘Iyadh dulunya seorang
penyamun yang menghadang orang-orang di daerah antara Abu Warda dan Sirjis. Dan
sebab taubat beliau adalah karena beliau pernah terpikat dengan seorang wanita,
maka tatkala beliau tengah memanjat tembok guna melaksanakan hasratnya terhadap
wanita tersebut, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ
لِذِكْرِ اللهِ وَماَ نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَ يَكُوْنُوا كَالَّذِيْنَ
أُوْتُوا الْكِتاَبَ مِنْ قَبْلُ فَطاَلَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ
قُلُوْبُهُمْ وَكَثِيْرٌ مِنْهُمْ فاَسِقُوْنَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang –orang yang beriman
untuk tunduk hati mereka guna mengingat Allah serta tunduk kepada kebenaran
yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang –orang yang
sebelumnya telah turun Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan mayoritas mereka adalah
orang-orang yang fasiq.” (Al Hadid: 16).
Maka tatkala mendengarnya beliau langsung berkata: “Tentu
saja wahai Rabbku. Sungguh telah tiba saatku (untuk bertaubat).” Maka beliaupun
kembali, dan pada malam itu ketika beliau tengah berlindung di balik reruntuhan
bangunan, tiba-tiba saja di sana ada sekelompok orang yang sedang lewat.
Sebagian mereka berkata: “Kita jalan terus,” dan sebagian yang lain berkata:
“Kita jalan terus sampai pagi, karena biasanya Al-Fudhail menghadang kita di
jalan ini.” Maka beliaupun berkata: “Kemudian aku merenung dan berkata: ‘Aku
menjalani kemaksiatan-kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin
di situ ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini
melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan ini). Ya Allah, sungguh aku telah
bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku itu dengan tinggal di Baitul
Haram’.”
Sungguh beliau telah menghabiskan satu masa di Kufah, lalu
mencatat ilmu dari ulama di negeri itu, seperti Manshur, Al-A’masy, ‘Atha’ bin
As-Saaib serta Shafwan bin Salim dan juga dari ulama-ulama lainnya. Kemudian
beliau menetap di Makkah. Dan adalah beliau memberi makan dirinya dan keluarganya
dari hasil mengurus air di Makkah. Waktu itu beliau memiliki seekor unta yang
beliau gunakan untuk mengangkut air dan menjual air tersebut guna memenuhi
kebutuhan makanan beliau dan keluarganya.
Beliau tidak mau menerima pemberian-pemberian dan juga
hadiah-hadiah dari para raja dan pejabat lainnya, namun beliau pernah menerima
pemberian dari Abdullah bin Al-Mubarak.
Dan sebab dari penolakan beliau terhadap pemberian-pemberian
para raja diduga karena keraguan beliau terhadap kehalalannya, sedang beliau
sangat antusias agar tidak sampai memasuki perut beliau kecuali sesuatu yang
halal.
Beliau wafat di Makkah pada bulan Muharram tahun 187 H.
Sekian kisah beliau setelah bertobat dari seorang penyamun/penjahat menjadi seorang ulama besar di kota Makkah.
Semoga Bermanfaat
:)
0 komentar:
Posting Komentar